Rabu, 20 April 2011

How To Make Friends

1. Spend more time around people. If you want to make friends, you first need to put yourself out there somehow. Friends seldom come knocking on your door while you sit at home watching TV.
2. Talk to people. You can join a club, go to school, or go to church, and you still won't make friends if you don't actually talk to people. By the same token, you don't have to be involved with an organization to talk to people, and any time you talk to someone, you have a chance at making a lasting friend. You can talk to anybody: the clerk at the video store, the person sitting next to you on the bus, or the person in front of you on the lunch line. Don't be too picky. Most conversations will be a dead-end of sorts---when you may never talk to that person again, or you just remain acquaintances--but once in a while you'll actually make a friend.
3. Introduce yourself towards the end of the conversation. It can be as simple as saying "Oh, by the way, my name is...". Onece you introduce yourself, the other person will typically do the same. Remember his or her name.
4. Initiate a get-together. You can chat your heart out but it won't get you a friend if you don't open up the opportunity for another conversation or meeting. This is especially important if you meet someone who you aren't otherwise likely to meet again. Seize the day!
5. Be a good friend. Once you've started spending time with potential friends, remember to do your part (i.e. initiating some of the activities, remebering birthdays, asking how the other person is feeling) or else the friendship will become unbalanced and an uneasiness or distance is likely to arise.
6. Choose your friends wisely. As you be friend more people, you may find that some are easier to get along with than others. While you always give people the benefit of the doubt, sometimes you realize that certain friendship are unhealthy, such as if a person is obsessively needy or controlling towards you, constantly critical, or introducing dangers or threats into your life. If this is the case, ease your way out of the friendship as gracefully as possible. Preoccupy yourself with other things, such as a new volunteer opportunity, so that you can honestly say that you don't have enough time in your schedule to spend time with them (but don't subtitute their time for time with other friends; they may notice and become jealous, and more drama will ensue). Cherish those friends you make who are a positive influence in your life, and do your best to be a positive influence in theirs.

http://www.wikihow.com/make-Friends

Rabu, 06 April 2011

10 Tindakan Menuju Ketekunan

1. Dahulukan kerja prioritas tinggi
2. Konsentrasikan waktu & tenaga anda kepada 20% dari kegiatan anda, kontak-kontak anda dan konsep-     konsep yang telah terbukti paling produktif bagi anda di masa lampau
3. Bilamana anda membuat perubahan dalam hidup anda, dari cara sekarang anda melakukan sesuatu, harapkan suatu penurunan sementara dalam produktivitas & efisiensi 
4. Jika anda gagal pertama kalinya, cobalah lagi. Kalau gagal kedua kalinya, dapatkan lebih banyak umpan balik mengapa anda gagal. Jika gagal ketiga kalinya mungkin anda melihat terlalu tinggi untuk sekarang. Tentukan sasaran anda agak dekat
5. Usahakan untuk secara teratur berhubungan dengan orang-orang dengan sasaran yang serupa
6. Jika anda terhalang atau menemui jalan buntu dengan suatu masalah, ubahlah lingkungan dan suasana hati anda
7. Selalu harapkan sesuatu yang tak terduga 
8. Setelah anda memperoleh pengetahuan umum dalam suatu bidang atau subyek, pusatkan perhatian untuk belajar satu segi dengan baik
9. Bersikaplah jujur dan logis kalau anda mendekati masalah-masalah anda
10. Lakukan lebih banyak daripada yang diminta & sumbangkan lebih banyak daripada yang diperlukan


Sumber: Benih-benih kebesaran, Denis Waitley, Binarupa Aksara

Sabtu, 02 April 2011

Duka Jendela

     Dua orang pasien dirawat dalam sebuah kamar rumah sakit. Di kamar itu hanya ada satu jendela. Adi yang menderita penyakit paru-paru kronis menempati ranjang dekat jendela. Setiap siang ia boleh duduk satu jam untuk mengeringkan cairan dari paru-parunya. Sementara Joni penghuni ranjang lain, harus berbaring sepanjang waktu akibat penyakit saraf punggung. Setiap hari mereka saling menghibur dengan bertukar cerita serta pengalaman hidupnya masing-masing. 
     Setiap kali Adi duduk menghadap jendela, ia selalu menceritakan apa saja yang dilihatnya di luar sana kepada rekan sekamarnya. Bahwa jendela itu menghadap taman di tepi danau. Ait danau yang jernih itu sesekali berpendar-pendar indah lantaran gerakan kaki-kaki kawanan angsa yang berenang hilir mudik. Sambil memejamkan matanya Joni membayangkan betapa indahnya pemandangan itu. Setiap hari cerita selalu berganti-ganti, sehingga Joni amat terhibur. Mengapa hanya temannya saja yang boleh melihat indahnya dunia, sementara dirinya tergolek tak berdaya. Ini tidak adil!
     Sejak saat itu hari demi hari pikiran Joni dihantui rasa iri. Ia bertekad suatu saat harus berada di dekat jendela. Malam itu Adi batuk-batuk. Cairan bercampur darah keluar dari mulut dan hidungnya. Napasnya terengah menahan sakit. Di keremangan malam, Joni melirik betapa sang teman sedang bertarung melawan maut. Toh, si Joni tak tergerak sedikit pun meraih tombol belnya untuk memanggil perawat. Padahal, ia bisa melakukan. Tidak sampai lima menit bunyi batuk-batuk hilang. Suasana kamar yang gelap itu senyap. 
     Pagi hari, perawat terkejut mendapati Adi sudah tidak bernyawa. Joni lemudian minta ranjangnya dipindah ke dekat jendela. Siang itu, sambil menahan separuh badannya dengan siku Joni berusaha mendongakan kepala menengok ke jendela. Keinginannya tercapai, melihat dunia luar yang selama ini hanya dibayangkan. Apa yang tampak? Ternyata hanya sebidang tembok lusuh. Penasaran ia bertanya kepada perawat, mengapa Adi bisa mereka-reka aneka macam cerita dari jendela ini. "Bapak tahu enggak? Sesungguhnya, Pak Adi itu buta. Barangkali ia sengaja melakukannya untuk menghibur Anda." 


Sumber: Intisari, Okober 2004 - Penerbit: PT Intisari Mediatama.